Share

Setelah Sate Maranggi, Kini Kang Dedi Perkenalkan Kue Surabi‎ ke Dunia

Mulyana, Okezone · Sabtu 20 Januari 2018 06:32 WIB
https: img.okezone.com content 2018 01 20 298 1847774 setelah-sate-maranggi-kini-kang-dedi-perkenalkan-kue-surabi-8206-ke-dunia-6DROR72BVV.jpg
A A A

PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi konsiten menerapkan konsep minimalis dalam hal penjamuan tamu kedinasan. Tak jarang, hidangan makanan ringan yang disajikan pun lebih mengusung tema tradisional.

Seperti terlihat Jumat (19/1/2018), Kang Dedi (sapaan bupati) kedatangan tamu dari Australia. Mereka, tak lain merupakan jurnalis ABC News yang sengaja datang untuk meliput keseharian Calon Wakil Gubernur Jabar itu. Namun, ‎sebelum masuk sesi wawancara, tim dari media asing ini sempat diajak untuk sarapan 'Surabi' oleh Dedi.

Salah satu reporter ABC News, David Lipson (38), terlihat kebingunan saat ‎Kang Dedi membuat sendiri Surabi untuk sarapannya. David pun berkesempatan mencicipi panganan ringan khas Sunda yang biasa dijajakan Mak Halimah (44) di sekitar perkantoran Pemkab Purwakarta itu. "Delicious (lezat)," ujar David sesaat setelah menyicipi Surabi di halaman Rumah Dinas Bupati.

David mengungkapkan, selama ini di negara asalnya tak ada makanan yang komposisinya menyamai Surabi. Meski begitu, ‎kata dia, lidahnya ini ternyata cocok dengan salah satu panganan khas Indonesia ini.

"Di negara saya tidak ada makanan seperti ini. Saya juga baru mencicipinya sekarang. Meskipun, pernah 10 tahun tinggal di Indonesia. Ternyata, rasanya makanan ini sangat unik," seloroh dia.

Sementara itu, bukan kali ini saja Kang Dedi memperkenalkan makanan khas Sunda ke dunia internasional. Beberapa waktu lalu, Dedi pun pernah membawa Sate Maranggi hingga gaungnya bisa Go internasional.

Kali ini mungkin giliran kue Sorabi. Demi‎ mempromosikan makanan yang berbahan dasar tepung beras ini, Dedi pun tak segan membeberkan resep kepada Jurnalis ABC News itu. Ini, merupakan upaya dirinya memperkenalkan kuliner khas nusantara yang kini gaungnya sudah meredup itu kepada dunia luar.

"Kue ini terbuat dari tepung beras, yang kemudian dipanggang diatas tungku dengan bahan bakar kayu. Biasanya, disajikan dengan sambal oncom, atau gula aren cair. Tapi, bisa juga dimakan secara original,"‎ ujar Dedi memberi penjelasan kepada Jurnalis ABC News.

(Baca Juga: Liburan ke Bandung Belum Sah! kalau Belum Jajal Surabi Oncom)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut Dedi, saat ini pun sudah banyak bermunculan beberapa varian kue Surabi. Mulai dari Sorabi Sosis, Sorabi Keju, atau Sorabi Pandan‎. Sayangnya, terkadang cara pembuatannya sudah menghilangkan ke khasannya. Para penjual saat ini, kebanyakan memakai tepung biasa sebagai bahan dasarnya.

"Yang asli pakai tepung beras sudah sangat jarang. Kebanyakannya, pakai tepung biasa," kata dia.

Dedi menambahkan, sebenarnya kepercayaan diri masyarakat di sebuah daerah bisa terangkat melalui penguatan identitas kuliner. Apalagi, makanan tradisional terutama di Jawa Barat, tidak pernah menggunakan penyedap rasa atau pewarna buatan.

"Sebenarnya, makanan tradisional kita tuh bisa bersaing di dunia internasional. Karena itu, masyarakat kita harus percaya diri mempromosikan kuliner khas daerah,"‎ jelas dia.

Tak hanya itu, peningkatan ekonomi masyarakat juga bisa terangkat melalui kuliner tradisional. Apalagi, saat ini usaha kuliner sudah banyak dikelola oleh UMKM, sehingga langsung bersentuhan dengan ekonomi kerakyatan.

"Sate Maranggi Purwakarta, telah berhasil menjadi ikon dan membantu perekonomian masyarakat. Saya yakin, kue Sorabi pun bisa menjadi ikon juga," pungkasnya.‎

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini