SARAPAN jadi tahapan rutinitas paling penting setiap hari sebelum memulai aktivitas. Keutamaan sarapan tidak hanya pada waktunya saja, tapi juga kandungan gizi pada makanan yang disantap.
Bagi anak-anak sarapan juga tidak kalah penting. Kandungan gizi dalam menu sarapan anak pun mesti ibu perhatikan, karena anak butuh gizi yang dapat mendukung aktivitas dan konsentrasi di sekolah.
(Baca Juga: Meme Serius Mode ala Cristiano Ronaldo Ini Bikin Geli, Inikah Rahasia Tendangan Bebasnya?)
"Setiap manusia butuh makanan dan minuman yang bergizi saat sarapan, butuh karbohidrat, protein, lemak, berbagai vitamin, dan mineral serta air yang memudahkan tubuh untuk mencerna makanan. Namun, dari banyaknya gizi yang diperlukan, jumlah karbohidrat dibutuhkan paling banyak," jelas Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Perwakilan IDI, dalam Press Conference Kampanye 'Sarapan Bernutrisi Agar Perut Terisi Siap Konsentrasi', Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Lebih lanjut dalam penjelasannya Profesor Hardin menjelaskan pemenuhan karbohidrat dalam menu sarapan bisa didapatkan dari sumber mana saja. Bahkan bisa disesuaikan dengan kebiasaan adat atau tradisi budaya berbagai daerah yang ada di Indonesia.
"Intinya karbohidrat dapat diperoleh dari mana saja. Di Indonesia beragam suku bangsa, ada nasi merah, hitam, putih, intinya karbohidrat. Tapi, konteks sarapan anak, ibu lebih baik tanya anaknya suka makanan yang mana. Waktu sempit masak nasi lumayan lama, maka ibu harus bijak," imbuhnya.
Namun, ibu yang sibuk terkadang menyepelekan gizi sarapan anak. Akhirnya, anak makan menu sarapan yang asal bahkan malah melewatkan sarapan, padahal dampaknya buruk bagi kesehatan tubuh anak.
"Ada satu hal menarik yang terdapat dalam makanan bernutrisi. Kita semua perlu sarapan, sebab saat kita tidur otak bekerja lebih berat, karena menggerekan jantung, paru-paru, fungsi pencernaan, dan lain-lain, bayangkan jika saat tidur jantung berhenti, paru paru berhenti, sekira 3 menit saja," tambah Dr Ulul Albab, SpOG.
(Baca Juga: Kisah di Balik Puncak Bukit Cinta, Tempat Bertemu Ratu Sekar Sari dan Raden Atas Aji)
Menurut dokter Ulul, salah satu dampak yang bisa dirasakan anak-anak jika bersekolah namun melewatkan sarapan selain merasa lapar, tapi juga bisa sulit konsentrasi dan mengantuk di dalam kelas. Ada pula korelasi antara sarapan dan fungsi kognitif, dokter Ulul menjelaskan, ada perbedaan antara anak yang sarapan dan tidak sarapan di sisi akademisinya, itulah sarapan jadi penting.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(dno)