Share

Wanita Jadi 'Alat Pembayaran', Psikolog: Identik dengan Simbol Seks

Tiara Putri, Okezone · Rabu 16 Januari 2019 15:34 WIB
https: img.okezone.com content 2019 01 16 196 2005234 wanita-jadi-alat-pembayaran-psikolog-identik-dengan-simbol-seks-p40FzqtJFT.jpg Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A A A

WANITA memang kerap menjadi obyek eksploitasi seksualitas. Tidak heran, jika kemudian Pekerja Seks Komersial (PSK) didominasi oleh wanita. Bahkan, banyak wanita akhirnya menjadi "alat barter" pria hidung belang.

Seperti yang terjadi beberapa waktu seorang petugas bea cukai Dalian di China meniduri 14 wanita sebagai imbalan. Pria berinisial GZ itu diduga meminta imbalan berupa hubungan seksual untuk meloloskan para wanita yang membeli barang mewah dari pajak. Hingga saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan.

Kasus di atas sebenarnya bukan yang pertama. Masih banyak kejadian di negara-negara lain yang hampir mirip. Bahkan di Indonesia pernah ada kasus di mana seorang suami membiarkan istrinya ditiduri oleh pria lain demi mendapatkan uang dalam jumlah besar.

Menurut psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi, sejak dulu citra wanita sebagai alat pembayaran dengan melakukan hubungan seks sudah ada.

Baca Juga: Jadian Sama Hotman Paris, Intip Potret Pakai Bikini Chef Farah Quinn

"Wanita memang diidentikkan dengan simbol seks karena keindahannya, kecantikannya, keseksiannya, dan lain-lain. Hal inilah yang kemudian dianggap 'menjual' wanita. Bukan hal baru karena dari zaman dulu sudah ada," paparnya melalui pesan singkat saat dihubungi Okezone, Rabu (16/1/2019).

Meity mencontohkan, wanita bahkan biasa digunakan untuk melayani tamu-tamu negara, sehingga muncul sebutan wanita istana. Berbicara tentang wanita yang dianggap sebagai 'alat pembayaran', dia yakin sudah menjadi rahasia umum.

"Karena biasanya wanita digunakan untuk memberikan 'service' kepada pejabat-pejabat atau pengusaha untuk memuluskan proyek atau hal lain. Faktanya memang banyak yang melakukannya," tambahnya.

Menurut Meity, salah satu alasan mengapa wanita digunakan sebagai alat pembayaran karena nilainya dianggap lebih tinggi daripada uang. Selain itu, dari sisi wanita, banyak motif yang melatarbelakangi dirinya mau dijadikan alat pembayaran. Motif yang paling jelas adalah karena masalah finansial.

Baca Juga: #10YearsChallenge ala Redaksi Lifestyle Okezone, Awas Ngakak Berkepanjangan!

"Tuntutan hidup yang tinggi, terutama gaya hidup membuat wanita membutuhkan uang dalam jumlah besar. Ada motif lain di luar itu meskipun hanya sebagian kecil," jelas dia.

Dia menyebut, beberapa motif seperti biaya hidup, coba-coba agar terlihat lebih modern atau dianggap keren, kepuasan seks, aji mumpung maupun karena hal lain. "Tapi yang jelas dari sisi psikologis biasanya pelaku memiliki konsep diri negatif sehingga tidak memiliki penghargaan terhadap dirinya sendiri," pungkas Meity.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini