Share

Kenapa Mayoritas Wanita Lebih Panjang Umur Ketimbang Pria? Ini Alasan Ilmiahnya

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis · Sabtu 20 April 2019 18:00 WIB
$detail['images_title']
Wanita lebih panjang umur (Foto:Ist)

MENURUT data terbaru yang dikeluarkan CDC, wanita cenderung hidup lebih lama daripada pria. Secara rinci, data itu menyebutkan bahwa pria Amerika rata-rata akan hidup sampai usia 76 tahun, sementara rata-rata wanita di Amerika akan hidup sampai usia 81 tahun.

Tidak hanya itu, Indeks HALE dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menghitung jumlah tahun di mana seorang pria atau wanita cenderung hidup sehat tanpa penyakit atau cedera serius. Mereka menemukan, pria Amerika mulai menjalani kehidupan sehat di saat usia mereka menginjak 67 tahun, sementara wanita akan menikmati masa tersebut di usia 70 tahun.

Kesenjangan umur laki-laki dan perempuan ini bukanlah fenomena baru. Para ahli telah mengetahuinya selama beberapa dekade terakhir. Hasil penelitian mereka pun tidak terbatas pada orang Amerika saja, tetapi juga bisa diterapkan pada orang-orang di seluruh dunia.

 

“Kesenjangan gender dalam harapan hidup ini berlaku untuk semua masyarakat dan juga berlaku untuk kera-kera besar,” kata Dr. Perminder Sachdev, seorang profesor neuropsikiatri di University of New South Wales, Australia, yang telah mempelajari rahasia umur panjang manusia.

Ada berbagai bukti yang menunjukkan bahwa senyawa biologi atau kadar hormon testosteron pria akan meninggi seiring bertambahnya usia. Peningkatan jumlah hormon ini juga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, hingga mempersingkat waktu hidup mereka. Penelitian dari Duke University menemukan, kadar testosteron yang meningkat dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih tinggi.

Para ahli mengatakan, testosteron dapat mempersingkat masa hidup pria dengan cara lain. “Hormon seks pria mengurangi fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” kata Kyung Jin Min, seorang profesor ilmu biologi di Universitas Inha, Korea Selatan.

 

Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal Current Biology 2012, Min dan rekan-rekannya memeriksa catatan kesehatan 81 kasim Korea, atau pria yang dikebiri sehingga tidak bisa memiliki keturunan. Cara ini ternyata juga ampuh untuk menghentikan produksi testosteron. Mereka mendapati bahwa para kasim cenderung hidup sekitar 14 hingga 19 tahun lebih lama daripada pria-pria ‘normal’ atau yang tidak dikebiri.

Meski hubungan antara testosteron dan fungsi kekebalah tubuh belum jelas, studi yang dilakukan Min menunjukkan bahwa testosteron dapat memblokir pelepasan beberapa sel di dalam tubuh yang berfungsi melawan penyakit.

Di sisi lain, ada juga penelitian yang menghubungkan kadar testosteron rendah dengan penyakit jantung dan hasil kesehatan yang buruk pada pria. Dalam arti lain, hubungan antara testosteron dan kesehatan pria ini terbilang kompleks. Demikian dilansir Okezone dari Time, Sabtu (19/4/2019).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ndr)