Share

5 Pemain yang Bela Dua Tim Nasional Berbeda, Nomor 2 Peraih 3 Trofi Ballon dOr

Ramdani Bur, Okezone · Sabtu 02 Mei 2020 13:31 WIB
https: img.okezone.com content 2020 05 02 51 2208135 5-pemain-yang-bela-dua-tim-nasional-berbeda-nomor-2-peraih-3-trofi-ballon-dor-RN9EUeRkTf.jpg Thiago Motta saat membela Brasil (kiri) dan Italia (kanan). (Foto: Istimewa)
A A A

FEDERASI Sepakbola Dunia (FIFA) memiliki satu aturan soal kewarganegaraan seorang pemain. Pasal 8 statuta FIFA mengatur, seorang pemain memiliki kesempatan berganti satu kali kewarganegaraan dalam hidupnya, baik itu untuk pemain yang mempunyai kewarganegaraan ganda maupun ingin mengganti kewarganegaraan baru.

Hanya saja, statuta di atas berlaku (seorang pemain diizinkan membela tim nasional yang baru), asalkan di tim nasional sebelumnya tidak turun di ajang resmi garapan FIFA, sebut saja babak kualifikasi (Piala Asia, Eropa, Dunia dan lain-lain) atau turnamen resmi level A.

Aturan di atas sebenarnya baru diberlakukan pada 1960-an, sehingga banyak pemain sebelum era tersebut bebas berganti kewarganegaraan. Lantas, adakah pemain yang membela dua tim nasional berbeda?

Berikut 5 pemain yang bela dua tim nasional berbeda.

5. Alfredo Di Stefano (Argentina-Spanyol)

Stadion Alfredo Di Stefano

Di Stefano merupakan legenda hidup Real Madrid. Selama 11 musim (1953-1964) membela Madrid, Di Stefano memberikan 18 gelar bagi publik Santiago Bernabeu, dan lima trofi di antaranya merupakan gelar Liga Champions.

Berhubung ia kelahiran Argentina, Di Stefano sempat enam kali membela sang negara dan membawa La Albiceleste –julukan Argentina– juara Copa America 1947. Hanya saja, tahun 1947 menjadi satu-satunya momen Di Stefano membela Argentina.

Kemudian pada 1951-1952 atau ketika berkarier di Kolombia bersama Millonarios, Di Stefano sempat empat kali berseragam Los Cafeteros –julukan Kolombia. Hanya saja, empat penampilan Di Stefano bersama Kolombia tidak diakui FIFA, mengingat ia saat itu tidak memiliki paspor Kolombia.

Selanjutnya pada 1953-1966, Di Stefano berkarier di Spanyol. Hal itu membuatnya mendapatkan paspor Spanyol dan berkesempatan membela skuad La Furia Roja –julukan Spanyol. Tercatat dari 1957-1962, Di Stefano 31 kali membela Spanyol dengan koleksi 23 gol.

Namun sayang, Di Stefano tidak pernah tampil di Piala Dunia. Pada 1958, Spanyol gagal lolos. Sementara empat tahun berselang, Di Stefano membawa Spanyol lolos ke Piala Dunia 1962. Hanya saja ia mengalami cedera beberapa saat jelang turnamen dan absen di ajang empat tahunan tersebut.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

4. Ferenc Puskas (Hungaria-Spanyol)

Puskas

Puskas melegenda bersama Tim Nasional Hungaria. Ia membawa Hungaria meraih medali emas Olimpiade 1952 plus mengantarkan sang negara menjadi runner-up Piala Dunia 1954. Total selama 11 tahun (1945-1956) membela Hungaria, Puskas mengoleksi 84 gol hanya dari 85 penampilan!

Kemudian pada 1958-1966, Puskas berkesempatan membela Real Madrid. Berkat keberhasilannya membawa Madrid lima kali juara Liga Spanyol dan tiga kali kampiun Piala/Liga Champions, Puskas mendapatkan paspor Spanyol. Alhasil pada 1961-1962, ia empat kali membela Timnas Spanyol tanpa satu gol pun.

Puskas merupakan salah satu penyerang tertajam pada masanya. Tercatat ia empat kali menjadi top skor Liga Spanyol dan sekali menjadi yang tertajam di Piala Dunia (1954). Berkat keberhasilannya itu, FIFA mengabadikan namanya sebagai salah satu penghargaan tahunan. Sejak 2009, pemain yang mencetak gol terindah dalam satu tahun kalender masehi berhak mendapatkan trofi FIFA Puskas Awards.

3. Michel Platini (Prancis-Kuwait)

Michel Platini

Meski berposisi sebagai playmaker, jumlah gol Platini sewaktu aktif sebagai pesepakbola sangatlah luar biasa. Terbukti ia tiga kali menjadi top skor Liga Italia sewaktu membela Juventus. Selain itu, Platini juga keluar sebagai top skor saat membawa Timnas Prancis juara Piala Eropa 1984. Hebatnya ia mengoleksi 9 gol, unggul enam bola dari runner-up top skor, Frank Arnesen (Denmark).

Total selama 11 tahun (1976-1987) membela Prancis, Platini turun dalam 72 pertandingan dengan koleksi 41 gol. Selama karier sepakbolanya, Platini tercatat tiga kali memenangkan trofi Ballon dOr, yakni pada 1983, 1984 dan 1985.

Kemudian pada 27 November 1988, Platini mengumumkan gantung sepatu dari dunia yang membesarkan namanya. Hanya saja Raja Kuwait pada 1988, Emir Jaber III Al-Ahmad Al Jaber Al-Sabah, mengungkapkan permintaan kepada Platini

Platini diminta sang Emir untuk membela Tim Nasional Kuwait di laga uji coba kontra Uni Soviet. Berhubung laga hanya bertajuk uji coba, FIFA pun mengizinkan Platini bermain. Dalam laga tersebut, Platini bermain selama 21 menit dan Kuwait kalah 0-2 dari Uni Soviet, tim yang baru saja finis sebagai runner-up Piala Eropa 1988.

2. Diego Costa (Brasil-Spanyol)

Diego Costa

Pelatih Tim Nasional Brasil pada 2012-2014, Luiz Felipe Scolari, memanggil Diego Costa untuk dua laga persahabatan kontra Italia di Swiss dan Rusia di London. Dalam dua laga uji coba itu, Costa hanya bermain sebagai pemain pengganti.

Kemudian karena merasa tak dibutuhkan Scolari, Costa meminta untuk membela Timnas Spanyol. Kebetulan karena memiliki paspor Spanyol, Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) mengirimkan surat permohonan kepada FIFA.

FIFA pun mengizinkan Costa untuk membela Timnas Spanyol. Saat itu, FIFA memberi izin karena Costa sebelumnya tidak pernah membela Brasil di ajang resmi. Alhasil pada 5 Maret 2014, Costa untuk pertama kalinya membela Timnas Spanyol.

Saat itu ia main 90 menit saat Spanyol menang 1-0 atas Italia. Total hingga kini, Costa turun dalam 24 pertandingan bersama Spanyol dengan koleksi 10 gol.

1. Thiago Motta (Brasil-Italia)

Thiago Motta

Motta sempat dua kali membela Tim Nasional Brasil, tepatnya di ajang Piala Emas pada 2003. Hanya saja karena tak kunjung dipanggil Timnas Brasil setelah itu, pada 2011 ia mengajukan diri untuk membela Timnas Italia. Motta pun memiliki kesempatan membela Italia karena memiliki paspor Negeri Pizza.

Paspor itu didapat Motta karena kakek buyutnya, Fortunato Fogagnolo, berdarah Italia. Lantas, bukankah Motta pernah membela Brasil di ajang kompetitif pada 2003, sehingga tak diizinkan membela Italia? Ternyata, Piala Emas dinilai FIFA bukan sebagai kompetisi level A, sehingga Motta mendapat kesempatan membela Gli Azzurri –julukan Italia.

Total selama lima tahun (2011-2016) membela Italia, Motta turun dalam 30 pertandingan dengan koleksi satu gol. Ia pun membawa Italia lolos ke final Piala Eropa 2012, meski akhirnya tumbang 0-4 dari Spanyol di partai puncak.

Berikut 6 pemain lain yang pernah membela dua tim nasional berbeda:

1. Nacer Chadli (Maroko-Belgia)

2. Luis Monti (Argentina-Italia)

3. Wilfried Zaha (Inggris-Pantai Gading)

4. Declan Rice (Republik Irlandia-Inggris)

5. Jermain Jones (Jerman-Amerika Serikat)

6. Geoffrey Kondogbia (Prancis-Republik Afrika Tengah)

1
5

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini