Twitter menjadikan kata 'Menkes' sebagai trending topik nomor wahid di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan Reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Presiden Jokowi Selasa sore, (22/12/2020).
Jokowi ternyata menyudahi masa jabatan Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan dan menunjuk Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes baru. Di sisi lain, publik pun dibuat terkejut dengan hadirnya Wakil Menteri Kesehatan yaitu Akmal Taher di agenda reshuffle ini mendamping Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Sebelumnya, Akmal Taher membuat heboh publik dengan keputusannya mengundurkan diri dari Satgas Covid-19. Di Satgas Covid-19, Akmal menjabat sebagai Ketua Bidang Penanganan Kesehatan.
Baca Juga : Akmal Taher Mengundurkan Diri dari Satgas Covid-19, Ada Apa?
Tapi, apakah Anda tahu siapa sesungguhnya Akmal Taher? Berdasarkan informasi yang dihimpun Okezone, berikut ini sedikit latar belakang karier Prof Akmal Taher:
Akmal Taher adalah seorang Dokter Ahli Bedah yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sekaligus Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
Selain itu, sosok yang kerap disapa Prof Akmal ini juga merupakan pemilik hak paten 'use of inhibitor of phosphodiesterase IV' di Jerman, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Pria kelahiran 27 Juli 1955 itu pun dikenal sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Melansir dari RSCM FKUI, setelah Akmal Taher menjalani wajib kerja di Puskesmas, ia menjalani program pendidikan dokter sepsialis Urologi di FKUI dan lulus sebagai Urolog pada 1988. Lalu, pada 1990 hingga 1992 Prof Akmal menjadi 'research fellow' di Hannover Medical School and Institute for Peptide Research, Jerman.
Gelar Doktor Medikus dan PhD dia raih dari isntitut tersebut pada 1993, sedangkan gelar Doktor Prof Akmal dapat dari FKUI Jakarta di tahun yang sama.
Beberapa tanda penghargaan telah berhasil diraihnya, antara lain; hasil terbaik pada “Riset Unggulan Terpadu” oleh Menteri Riset dan Teknologi (1997), All Star Award Galamedika (1996), Grosshardener Innovationpreis Jerman (1994), dan “Peneliti Muda Terbaik” di Bidang Kesehatan LIPI Indonesia (1993).
Dengan dasar ilmu medis, tentu penunjukkan Prof Akmal Taher sebagai Wakil Menteri Kesehatan diharapkan bisa menjadi bekal yang baik untuk menguatkan Kementerian Kesehatan.