JAKARTA – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, menggelar rapat perdana pada Selasa 4 Oktober 2022 malam WIB. Hasil dari rapat itu pun terungkap.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudi Amali selaku wakil ketua di tim ini menjelaskan hasil dari rapat perdana itu. Disebutkan, agenda masih pada pengenalan dan menyatukan visi di tim ini.
BACA JUGA: Khidmat, Para Pemain Bayern Munich Mengheningkan Cipta untuk Korban Tragedi Berdarah di Stadion Kanjuruhan Sebelum Laga Liga Champions 2022-2023
“Pertama, kita saling mengenal dan kita berasal dari berbagai latar belakang. Selanjutnya, kita akan menyusun rencana apa yang harus kita lakukan dengan tugas ini,” ujar Amali kepada awak media.
BACA JUGA: Media Vietnam Soroti Ketum PSSI Iwan Bule yang Diserang Habis-habisan Akibat Insiden di Stadion Kanjuruhan
Begitu juga yang disampaikan eks wakil Ketua KPK, Laode M Syarif, selaku salah satu anggota dari tim ini. Dia ingin mewujudkan keadilan kepada para korban hingga perbaikan di sepakbola Indonesia.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Pertemuan ini adalah membahas kejadian yang luar biasa itu, tapi diharapkan rekomendasinya itu bukan hanya untuk kasus, tapi perbaikan sepakbola Indonesia secara menyeluruh. Dan yang kedua, bahwa harus ada keadilan bagi para korban,” ucap Laode.
Tim yang diketuai oleh Menteri Koordinator Polhukam, Mahfud MD, ini juga berjanji akan transparan dan akuntabel dalam menyelidiki kasus berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022. Rencananya, tim ini akan bekerja selama 2 pekan hingga paling lama satu bulan.
“Nanti setelah ini, hari-hari berikutnya, akan ada progress dari tim ini yang tentunya akan disampaikan pada hari hari berikutnya,” ucap Amali.
Dalam rapat yang digelar di Kantor Kemenko Polhukam ini, dihadiri 11 dari 13 anggota di tim ini. Adapun dua nama lain, Nugroho Setiawan dan Kurniawan Dwi Yulianto, bergabung secara daring karena masih berada di luar negeri.