PERMINTAAN pasar terhadap set top box (STB) meningkat usai kebijakan suntik mati siaran TV analog. Namun, pedagang tidak banyak mendapat suplai alat konversi siaran TV digital ke analog tersebut.
Mereka menduga ada aksi tahan stok di tingkat distribusi agar harga STB melonjak. Berdasarkan pantauan MPI di lantai 3 Blok M Square, Jumat (4/11) petang, hampir tak ada toko elektronik yang masih menjual STB. "Kami kehabisan stok karena suplai alat ini juga sangat terbatas," beber Kevin, pegawai Toko Find Cam.
Dia mengungkapkan, pada pagi hari, tokonya hanya mendapat pasokan 3 unit STB asal China. Dia menjual Rp375 ribu per unit. Tak lama, semua alat itu sudah laku. Banyak calon pembeli yang kecewa karena tak ada lagi stok.
"Heran juga banyak (masyarakat) yang cari (STB). Padahal saya lihat di berita pemerintah sudah sediakan jutaan STB gratis. He he," kata Kevin.
Dia mengatakan, tokonya tak bisa mendapat stok lebih banyak karena dibatasi oleh pemasok. "Bisa jadi ada yang sudah borong massal atau ditahan importir dengan pertimbangan bisnis," pandangnya.
BACA JUGA : Siaran TV Analog Disuntik Mati, Set Top Box Produk China Banjir Peminat di Marketplace Indonesia
Menurut Kevin, aksi seperti itu bisa saja dilakukan para agen untuk menaikkan harga pasar. Tak hanya Kevin, Dewi, pedagang elektronik di Blok M Square juga mengaku kesulitan untuk menyetok STB karena suplai dibatasi.
"Kami hanya bisa dapat 3 sampai 5 unit per hari. Padahal banyak yang cari," katanya. Dewi menjual STB produk China dengan harga Rp225 ribu.
Jaya, pegawai Midangan Computer, juga mengaku tak bisa memesan banyak perangkat STB dari agen.
"Ya paling cuma tiga. Produk China. Saya rasa, harga STB saat ini jauh di atas harga wajar meski yang cari tetap banyak," ungkapnya.
Jaya menyebut, harga awal STB standar rata-rata Rp200 ribu. Namun saat ini banyak yang jual di atas Rp275 ribu