Share

Lahirnya Fenomena Rahim Menghangat hingga Hamil Online, Cuma Ada di Asian Games 2018!

Annisa Aprilia, Okezone · Minggu 02 September 2018 17:06 WIB
https: img.okezone.com content 2018 09 02 196 1944862 lahirnya-fenomena-rahim-menghangat-hingga-hamil-online-cuma-ada-di-asian-games-2018-GsT2BpGKQw.jpg Jonatan Christie (Inasgoc)
A A A

ASIAN Games 2018 jadi momen event olahraga terspesial bagi Indonesia pada tahun ini. Ajang kompetisi olahraga terbesar se-Asia tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi rakyat Tanah Air di muka internasional.

Pada ajang Asian Games ke 18 pula masyarakat tidak hanya memberi perhatian pada kemampuan para atlet yang bertanding, tapi sampai membagi fokus ke paras, penampilan, hingga sosoknya di luar arena pertandingan. Dengan teknologi yang serba canggih pula masyarakat bisa dengan mudah mencari informasi lebih terkait atlet yang diidolakan.

Bermula dari selebrasi buka baju Jonatan Christie

Hingga akhirnya ada sebuah selebrasi dari seorang Jonatan Christie atau Jojo yang selalu membuka bajunya tiap kali memenangkan pertandingan, perempuan penonton dan netizen pun heboh. Media sosial ramai seramai teriakan penonton di Istora Senayan, tempat pertandingan Jonatan Christie berlangsung.

Baca juga: Harga Kuda Peserta Asian Games Bisa Buat Beli Mobil, Begini Fasilitas Perawatannya!

Jonatan Christie

Tagar-tagar bertebaran, komentar-komentar memenuhi kolom komentar pada akun-akun Instagram yang menyebarkan foto Jojo bertelanjang dada. Saking beragamnya tagar dan komentar yang dibuat dan disebarkan, netizen yang kritis menganggap tanggapan atas aksi selebrasi kemenangan Jojo itu sebagai wujud pelecehan seksual berbentuk verbal (verbal sexual harassment).

Komentar netizen dan para ahli

Komentar-komentar tersebut beberapa di antaranya berbunyi, “OMG Jojoku sayang, kenapa enggak buka celana sekalian sih,” atau “Duh...roti sobeknya itu loh,” ada pula yang dianggap Okezone paling nyeleneh ialah, “Tiba-tiba rahimku menghangat” atau “Auto hamil online.” Menurut psikolog klinis dewasa Arrundina Puspita Dewi, M. Psi jika hanya sekadar kiasan “roti sobek”, “rahim menghangat”, atau bahkan ada pula yang menuliskan “Auto hamil online” ketika melihat Jojo melepaskan baju, merupakan bentuk ekspresi yang wajar.

Sementara itu, untuk sebuah tanggapan atau pernyataan disebut pelecehan seksual secara verbal, indikatornya menurut Arrundina ialah kalimat atau kata yang digunakan berhubungan langsung (merujuk) dengan alat kelamin yang lebih spesifik secara seksual. Indikator lainnya pada pelecehan seksual secara verbal, Arrundina memaparkan jika orang yang dikomentari merasa terancam dengan komentar terhadap fisiknya tersebut, maka itulah yang disebut sexual harassment verbal.

 Baca juga: Miliki Tenaga Super, Jintar Simanjuntak Ungkap Rahasia Dibalik Latihannya!

“Sebenarnya kalau menurut aku itu balik lagi ke persepsi orang untuk mengekspresikan Jojo sebagai pahlawan dan melihatnya membuka baju. Kata-kata seperti rahim menghangat, hamil online, dan sebagainya itu termasuk ekspresi wajar,” papar Arrundina.

 Jonatan Christie

“....Selain itu, apabila yang diberikan komentar merasa terintimidasi atau terancam dengan komentar terkait fisiknya, bisa masuk kategori sexual harassment. Tapi kalau dia fine-fine saja, tidak masalah,” imbuhnya.

Sedangkan, Irwan Hidayana, Pengamat Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia dalam pemaparannya pada VOA Indonesia, mengungkap dia belum melihat seksisme dari komentar netizen tentang aksi Jojo.

“Jangan-jangan bagi si Jojo (komentar-komentar) itu jadi kebanggaan dia sebagai laki-laki, punya tubuh maskulin yang (dianggap) ideal oleh konstruksi sosial masyarakat ini,” ujarnya.

Menariknya lagi, menurut penilaian Irwan, lewat fenomena rahim menghangat ini, nampak perempuan lebih terbuka dalam mengekspresikan kekagumannya pada tubuh lelaki. Lantas bagaimana pada sisi Jojo sendiri? Ternyata dalam sebuah wawancara usai pertandingan Asian Games 2018, Jojo mengaku sorakan penonton saat membuka baju adalah semangat baginya.

 Baca juga: Momentum Asian Games 2018 yang Belum Diketahui Banyak Orang, Semuanya Keren Banget!

Merujuk pada sexual harassment

Lain pendapat para ahli dan dari sisi Jojo, beda pula komentar netizen yang kritis, seperti cuit seorang perempuan di Twitter, “Bingung gw haha kesel ama orang yang berlebihan banget komen soal Jojo buka baju, rahim angetlah, apalah. Sebel juga sama orang nanggepin berlebihan soal sexual harassment, dsb. Chill. Sans deh,” tulisnya. Tidak hanya satu netizen saja yang menanggapi fenomena rahim menghangat ini, seorang netizen pria pun tergerak hatinya untuk berkomentar lewat akunnya, ia menulis, “Ternyata objektifikasi bukan cuma milik kaum pria terhadap perempuan, perempuan juga ga kalah brutal yah aha.”

 Jonatan Christie

Bisa dibilang brutal memang karena selain rahim menghangat atau hamil online, netizen perempuan pun bahkan ada yang membandingkan kemampuan Jojo di balik net dengan di bed alias kasur. Merujuk pada pemaparan Arrundina jelas pembandingan net dan bed sudah tergolong sexual harassment jika memang itu indikatornya menurut psikolog.

 Baca juga: Mengenal Arti Kata Mental Juara, Psikolog: Dia Jujur dan Punya Nilai Juang yang Tinggi!

Netizen yang kritis menanggapi fenomena rahim menghangat dan hamil online terhadap selebrasi Jojo ternyata mendapat dukungan dari seorang Chika Noya, aktivis perempuan yang diwawancarai VOA Indonesia. Bagi Chika komentar netizen perempuan terkait tubuh Jojo sudah termasuk seksis dan tidak menghargai Jojo sebagai atlet.

“Dia (Jojo) atlet. Skillnya dilatih bertahun-tahun. Harusnya skill-nya itu yang dilihat, bukan dia sebagai objek seksualitas. Dia bukan penari telanjang, bukan model yang berolah raga supaya tampak ideal, seperti yang dianggap ideal dalam lingkungan patriarki,” tutur Chika.

Kembali pada lingkungan yang selama ini ada dan dirasakan oleh perempuan, tindakan seperti siulan, godaan, hingga colekan kecil pada perempuan dianggap biasa oleh masyarakat. Malahan penilaian pada paras seperti cantik atau tampan yang sering sekali dikatakan oleh masyarakat kebanyakan bagi Chika adalah sesuatu yang sebenarnya merendahkan, tapi karena terus-menerus dianggap biasa, jadilah hal yang wajar. Jadi, perempuan yang sekarang berkomentar terhadap tubuh Jojo merasa tindakan itu biasa saja. Pada sudut pandang lain, Chika menganggap wajar Jojo merasa bangga.

“Dia bukan perempuan yang sudah diobjektifikasi dari lahir. Yang dicolek, disiulin. Dia tidak sadar menjadi objek seksual, dia tidak sadar kalau sedang direndahkan,” pungkas Chika.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini